Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Parisyanti Nurwardani mengatakan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan inovator sangat dibutuhkan di tengah pandemi corona.

Paris mengatakan kolaborasi ini harus terus dibangun antara pihak – pihak tersebut untuk membantu pemulihan ekonomi yang terdampak oleh pandemi.

“Upaya kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dapat menjadi alternatif dalam menjawab tantangan di tengah pandemi Covid-19 ini dengan adanya pengembangan akselerasi dunia industri dan inovator,” kata Paris melalui keterangan tertulis, Kamis (23/7/2020).

Menurut Paris dibutuhkan instrumen platform yang dikembangkan untuk membangun kolaborasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia.

“Selain itu, wujud nyata innovation hub tersebut dapat terimplementasi dalam bentuk platform inovasi yang menjembatani dunia inventor, inovator, dan Perguruan Tinggi secara berkelanjutan,” ucap Paris.

Pemulihan kondisi ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19, menurut Paris perlu melibatkan berbagai elemen, termasuk kolaborasi antara Perguruan Tinggi dan Industri, serta inovator.

Terkait hal itu, lembaga CMED for Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Global Insan Permata (GIP Foundation) dan STIE YPBI Jakarta telah meluncurkan program baru bertajuk Millennial Entrepreneur Class (MEC). Program ini dapat menjadi solusi bagi perkuliahan di masa pandemi covid 19 yang berdampak pada krisis ekonomi ini.

Millennial Entrepreneur Class (MEC) adalah program yang disusun untuk membantu pengembangan perguruan tinggi di Indonesia khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan agar dapat lebih berkualitas, berdaya saing dan berkontribusi positif dalam peningkatan kualitas ekonomi masyarakat, terutama yang berada di desa. Di samping itu, program ini disusun juga sebagai salah satu bentuk respon atas digulirkannya program kemendikbud RI, yaitu program kampus merdeka. Sebuah program yang menitikberatkan pada upaya peningkatan wawasan dan pengetahuan mahasiswa agar dapat lebih berkualitas dan siap berkontribusi dalam pembangunan, bila kelak telah lulus kuliah.

Seperti yang telah diketahui, program kampus merdeka memberikan ruang kepada mahasiswa untuk dapat magang, melakukan penelitian, mengambil mata kuliah di luar prodi-nya, melakukan kerja kemanusiaan, atau turut berkontribusi dalam pembangunan desa. Kegiatan tersebut dijalan selama kurang lebih 1 tahun. Dengan adanya landasan program tersebut maka program kegiatan Millennial Entrepreneur Class (MEC) ini disusun. Dalam hal ini, MEC memberikan ruang kepada mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan, untuk dapat magang membantu program BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) atau melakukan sebuah aktivitas praktek bisnis secara berkelompok, khususnya pada semester akhir (7 dan 8). Program ini dijalankan oleh kontributor yang saling mendukung satu sama lain, yaitu STIE YPBI dan CMED sebagai basis pelaksana kegiatan pendidikan, administrasi, dan online learning, BUMDes sebagai salah satu wahana pengamalan ilmu dan juga support pendaftaran mahasiswa dari desa, serta Start up Business Company sebagai support trainer kuliah dan fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan magang / praktek bisnis.

Program ini diharapkan dapat menyelesaikan beberapa masalah, antara lain merosotnya jumlah mahasiswa (terutama di beberapa kampus swasta) serta kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh mahasiswa maupun masyarakat pelaku UMKM di kota dan di desa.

Lebih jelas tentang program MEC dapat dilihat pada official website CMED for Indonesia yaitu :

www.cmed-indonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *